Huruf
atau carakan Jawa yakni ha na ca ra ka dan seterusnya merupakan
sabda pangandikanipun) dari Tuhan YME di tanah Jawa.
Jogja Istimewa
Minggu, 08 Mei 2016
Ajaran Budi Pekerti Suluk Sujinah
Salah satu kitab suluk yang mengajarkan pendidikan budi pekerti
adalah Suluk Sujinah. Seperti layimnya jenis kitab-kitab suluk, Suluk
sujinah dituangkan dalam bentuk dialog, antara Syekh Purwaduksina
dengan istrinya Dyah Ayu Sujinah mengenai asal asal mula, kewajiban,
tujuan, dan hakikat hidup menurut agama Islam, khususnya ajaran
tasawuf. Diterangkan juga tahap-tahap yang harus dilalui manusia dalam
upayanya agar bisa luluh kembali kepada Tuhan.
Review Jurnal
Judul :
Mengembangkan Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar
Berbasis Kapabilitas
Organisasi.
Pengarang : Muhammad Yusuf
Rahim.
Dimuat di : AL-FIKR Volume
17 Nomor 1.
Tahun : 2013.
Universitas Islam Negeri (UIN)
Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan yang pada awal berdirinya berbentuk
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar. Awal perkembangan
universitas ini merupakan Fakultas Cabang dari Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, ditandai dengan berdirinya berturut- turut
Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar dengan
keputusan Menteri Agama RI nomor 75 tanggal 17 Oktober 1962, kemudian Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar dengan Keputusan
Menteri Agama R I nomor 91 tanggal 7 November 1964, yang selanjutnya disusul
Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Cabang Makassar dengan
keputusan Menteri Agama RI nomor 77 tanggal 28 Oktober 1965.
Perkembangan
UIN Alauddin Makassar pasca peresmian adalah bagaimana menata kelembagaan dan
organisasi.Prinsip–prinsip organisasi dikemukakan oleh beberapa ahli,
diantaranya adalahHodges, Alford & Russel, Allen, Dale, Fayol, Nawawi,
danTim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP Malang. Melalui prinsip-prinsip
yang mereka keluarkan, maka dapat dipahami bahwa kapabilitas organisasi
merupakan terminologi yang mencirikan eksistensi dan kemampuan organisasi
mencapai tujuan yang ditetapkan secara efisien, efektif, dan akuntabel.
Secara praktis sebenarnya organisasi
telah lama dikenal dalam kehidupan manusia, bahkan sejak adanya manusia.
Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa memerlukan orang lain dalam hidupnya.
Untuk itu manusia perlu melakukan kerjasama dengan manusia lainnya. UIN
Alauddin Makassar sebagai suatu organisasi diciptakan sebagi suatu kolektivitas
yang sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan khusus tertentu yang sedikit
banyak didasarkan pada asas kelangsungan.
Pengembangan IAIN Alauddin
Makassarsetelah 6 (enam) tahun berdirinya yaitu pada tahun 1971, secara
organisasi atau kelembagaan telah memiliki 5 (lima) buah jenis fakultas.Ke 5
fakultas dalam lingkungan IAIN Alauddin Makassar dibina dalam suatu wadah
organisasi, dimana dalam wadah tersebut terdiri dari individu-individu yang
bekerjasama dan terkoordnasi dalam mencapai tujuan organisasi atau tujuan IAIN
Alauddin Makassar dalam mengembangkan kualitas diri baik secara kelembagaan,
akademik dan manajemen.Berdasarkan pandangan tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa organisasi adalah hubungan struktural yang mengikat dan
kerangka dasar tempat individu-individu dikoordinasi yang didalamnya dilakukan
pembagian kerja, karena bidang kerja yang harus diselesaikan, dan adanya orang
– orang yang wajib menunaikan tugas tertentu.Jadi organisasi sebagai suatu
sistem organik yang dinamis ditampakkan pada manusia yang mengisii organisasi.
Manusia dalam organisasi yang dinamis adalah manusia yang mempunyai cara
berfikir baru dan bekerja dengan cara-cara baru.
Atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddin
Makassar periode 2002 – 2006 di bawah kepemimpinan Rektor Prof.Dr. H.Azhar
Arsyad, MA, dan dukungan civitas akademika dan Senat IAIN Alauddin Makassar
serta dukungan rekomendasi Gubernur Sulawesi Selatan maka diusulkanlah konversi
Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Alauddin Makassar menjadi Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar kepada Presiden Republik Indonesia melalui
Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan Nasional RI. Maka mulai tanggal 10
Oktober 2005 status kelembagaan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin
Makassar berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin. Berdasarkan
perubahan status IAIN Alauddin Makassar menjadi UIN Alauddin Makassar dapat
dipahami bahwa kapabilitas organisasi atau kemampuan kepemimpinan pada UIN
Alauddin Makassar dapat membuktikan bahwa kemampuan organisasi dan orang-orang
yang ada didalamnya untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan
internal dan eksternal, serta melakukan perubahan struktural organisasi itu
sendiri.
Perubahan lingkungan organisasi,
pergeseran cara pandang tentang organisasi dan manusia memberi tantangan yang
sangat berat untuk mengembangkan hari esok. Oleh karena itu, pada kenyataannya
organisasi merupakan hubungan timbal balik formal, nonformal, dan informal.
Organisasi hidup dan menunjukkan organisme yang saling terkait satu sama lain,
dimana kedua karakternya dapat dideskripsikan dan diukur. Pada dasarnya yang
dimaksud kapabilitas organisasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh organisasi
untuk menjalankan tujuan dan fungsinya untuk mencapai tujuan spesifik yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Review Film Sang Kiai
Drama ini
pada mulanya sebagian besar critana bertempat di pesantren, menceritakan
kondisi pesantren Tebu Ireng dan sekitarnya pada masa pergantian kekuasaan
Belanda Jepang, namun tidak lama setelah itu keadaan kian berubah. Tahun 1942
Jepang melakukan ekspansi ke Indonesia. Akibatnya beberapa Kiai dari beberapa
pesantren ditangkap karena melakukan perlawanan. KH Hasyim Asy'ari sebagai
pimpinan Pondok Pesantren Tebu Ireng ditangkap karena dianggap menentang
Jepang. Penangkapan ini membuat kericuhan di Tebu Ireng, dan menimbulkan reaksi
dari para putra beliau serta deretan para santri.
Review Buku
Judul Buku : Kuliah Aqidah Islam
Penulis : Drs. H. Yunahar
Ilyas, Lc.,M.A.
Penulis Cover :
Buldanul Khuri
Penerbit : Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPPI)
Cetakan : April 2013
Jumlah Halaman : 198 Halaman
Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc.,M.A.
lahir di Bukittinggi pada 22 September 1956. Gelar sarjana muda dan sarjana
lengkap diperoleh dari Fakultas tarbiyahIAIN Imam Bonjol Padang pada tahun 1978
dan 1984. Tahun 1983 beliau mendapat gelar Lc. dari Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Su’ud Riyadh, Saudi Arabia dan gelar M.Ag.
diperoleh dari Pascasarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1996 dan 2004.
Buku ini disusun
pertama untuk bahan kuliah Al-Islam bidang Akhlaq bagi para mahasiswa
dilingkungan UMY dan kedua untuk mahasiswa perguruan tinggi manapun yang ingin
memahami pokok-pokok Aqidah islam lengkap dengan dalil-dalil dari al-Quran dan
Sunnah.
Pembahasan Aqidah islam
dalam buku ini disajikan secara sederhana, artinya tidak terlalu ringkas dan
tidak juga terlalu luas. Ayat-ayat al-Quran sengaja ditulis lengkap dengan
nashnya, untuk memberikan kesempatan yang banyak kepada pembaca mendapatkan
pahala membaca al-Quran sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dan
juga untuk membuat kita semakin akrab dengan ayat-ayat suci al-Quran dan untuk
memudahkan pembaca merujuk langsung kepada Mushaf dan kitab-kitab Tafsir.
Masalah Aqidah Islam
yang telah penulis bahas dalam buku ini hanyalah pokok-pokoknya saja, yaitu
tentang Allah SWT, Malaikat, Kitab-kitab Allah, Nabi dan Rasul, Hari Akhir, dan
Taqdir. Keenam pokok-pokok aqidah itu wajib dipahami dan diyakini oleh setiap
muslim seperti apa yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya.
Buku kuliah Aqidah
Islam ini dicetak lebih dari dua kali dan semakin baru cetakannya menurut saya
lebih baik dari pada cetakan yang sebelum-sebelumnya. Namun buku ini sama
halnya dengan buku Kuliah Akhlaq yang kurang jelas pada pencetakan ayat-ayat
Al-Quran dan Hadits Nabi.
Minggu, 01 Mei 2016
Kula menika tiyang Jawi
"Kula menika tiyang Jawi"
Photo rikala jaman semana bocah enom piyantun jawa sing lugu nganggo busana jawa lan ngrumangsani yen bocah kuwi pancen dadi wong jawa sing apa anane lan ngugemi budaya jawane.
Dadi wong jawa,ora kudu pinter nulis aksara jawa,ora kudu pinter basa krama ananging ngertia marang tata krama,unggah ungguh,tepa slira lan budi pakarti tumrap sapadha padha.....aja dumeh.
Photo rikala jaman semana bocah enom piyantun jawa sing lugu nganggo busana jawa lan ngrumangsani yen bocah kuwi pancen dadi wong jawa sing apa anane lan ngugemi budaya jawane.
Dadi wong jawa,ora kudu pinter nulis aksara jawa,ora kudu pinter basa krama ananging ngertia marang tata krama,unggah ungguh,tepa slira lan budi pakarti tumrap sapadha padha.....aja dumeh.
Senin, 04 April 2016
MLAKU MBUNGKUK NANG NGAREPE WONG TUWA
Mlaku mbungkuk disini maksudnya adalah berjalan membungkuk saat lewat di depan orang yang lebih tua. Perilaku orang Jawa seperti ini sudah ada sejak dahulu. Bertujuan untuk mengajarkan tatakrama dan sopan santun kepada anak, agar menghormati orang yang lebih tua. Posisi yang dimaksudkan dengan mlaku mbungkuk yaitu, membungkukkan badan ke bawah, kemudian meletakkan satu tangan di belakang (tepat di atas pinggang), kemudian tangan yang satunya diluruskan ke bawah agak ke depan. Biasanya orang yang jalan membungkuk sambil berkata “nyuwun sewu, nderek langkung”. Saat berjalan dengan membungkukkan badan seperti ini, haruslah berjalan pelan-pelan, bukan malah berlari. Hal seperti itu adalah cara orang Jawa yang lebih muda dalam menghormati orang yang lebih tua, apabila hendak lewat di depannya. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar orang berjalan membungkuk di bawah ini.
“Dalam interaksi sehari-hari di masyarakat Jawa, orang lebih muda akan selalu membungkukkan badannya ketika sedang berjalan di depan orang yang lebih tua. Etika ini bila dilihat sepintas akan terlihat sangat sepele, namun sebenarnya etika ini menggambarkan sikap tunduk atau hormat antara orang muda terhadap orang yang lebih tua. Selain itu, sikap membungkukkan badan juga menandakan bahwa orang ini menghargai dan menempatkan posisinya.“ (Zaairuh Haq, 2011:24)
Langganan:
Postingan (Atom)